Thursday, September 1, 2011

memendam perasaan itu enak

kadang aku nggak bisa membiarkan orang lain untuk sedih, kadang aku bilang "cerita aja aku ada di sini kok mau ndengerin", kadang aku cari cara gimana pun biar dia cerita, aku juga berusaha yakinin dia kalo dia cerita it will be better..

tapi apa itu terjadi padaku? kalo orang bilang "sekarang gantian dong kamu yang cerita" aku selalu menjawab "cerita apa? gak ada yang penting buat diceritain" tapi apa jawabanku itu adalah yang sebenarnya? tidak itu jawabannya.

apa yang terjadi padaku aku tutup rapat-rapat, mungkin karena aku takut untu membaginya dengan orang lain. karena aku takut orang lain akan membocorkannya pada yang lain. mungkin karena aku pernah mengalami semua itu, aku menceritakannya, dan kemudian dia membocorkan pada orang lain, sehingga orang lain mengolokku. inti dari itu semua karena aku belum mempercayai orang lain.

aku senang diriku adalah seorang sanguinis, karena dibalik sikapku aku bisa menyembunyikan rapat rapat perasaanku. aku pernah berdiskusi tentang sifat seseorang dengan kakak kelasku.

"kenapa se orang pleghmatis itu selalu mendem perasaannya, dan gak mau cerita? --a"
"soale iku wes sifat e mbak"(soalnya itu udah sifatnya mbak)
"tapi iku dee ketok an lek sedih tapi gak gelem cerito, enak sanguinis kan selalu ceria" (tapi itu keliatan kalo mereka lagi sedih tapi meraka nggak mau cerita.enak kita kan sanguinis selalu ceria)
"sek mbak aku takok sakjane iku wong sanguinis iku aslie iku yo mendem, bener nggak?" (bentar mbak aku tanya, sebenarnya orang sanguinis juga mendem, benar nggak?)
"jujur lek aku sebagai seorang sanguinis tak jawab iyo, tapi iku ketutup ambek keceriaanne dee, dadi wong-wong iku nggak bingung ndelok awak dewe" (jujur kalo aku sebagai seorang sanguinis aku jawab iya, tapi itu semua udah ketutup sama keceriaan kita, jadi orang orang itu nggak khawatir sama kita)

diatas merupakan cuplikan percakapan antara aku dengan kakak kelasku yang juga sanguinis. sebenarnya orang sanguinis juga memendam perasaanya tetapi itu semua tertutup dengan keceriaan mereka.

aku ingin cerita tetapi aku nggak bisa melakukannya, itu semua karena aku belum mempercayai orang lain. T^T lalu apa yang bisa aku lakukan? mungkin memendam perasaan itu untuk sementara lebih nyaman untukku..

Belum full

yak sekali lagi aku melakukan itu.
sekarang rasanya semua pintu buat cerita tertutup
ntah aku yang menutup atau pintunya yang ditutup.

yak masih kuat kok hatiku,
masih kuat.
belum 100% kok terisinya..

mau cerita ke sana, pasti diejek.
mau ke satunya dipojokin.
mau yang satunya lagi, pasti bahas yang itu lagi.

yah sedih gak bisa cerita.
tapi aku masih bisa tahan kok..
MASIH bisa tahan kok.