Tuesday, August 21, 2012

Night Adventure

setiap manusia punya petualangan mereka sendiri-sendiri, yang bisa aja berbeda satu dengan yang lainnya.

10 Agustus 2012, aku memulai perjalananku menuju kota tempat lahirku sampai masa remajaku. aku bagaikan seorang ksatria pemberani yang menjelajah kotanya sendiri tanpa seorang pun menemani. ya, itu aku, aku hanya sendiri menuju kotaku, tanpa didampingi siapapun. takut nggak? tentu saja ada rasa takut. bayangkan saja di rumah kau sendiri sampai 7 hari ke depan. tapi itu tak masalah bagiku yang penting aku dapat waktu refreshing sejenak.

12 Agustus 2012.
aku, dan 3 sahabatku sejak SD sudah bermain sejak pagi.seperti biasanya ketika aku datang ke kota yang sejuknya minta ampun ini mereka selalu menginap di rumahku. selayaknya teman lama bukan, kami berbagi cerita dari mulai A sampai Z. menyenangkan menghabiskan waktu bersama mereka. tapi petualanganku dimulai ketika matahari sudah tak menunjukkan batang hidungnya lagi.

saat itu matahari sudah tak menunjukkan wajahnya lagi. diantara kebimbangan kami, kami memutuskan untuk menginap di rumah Kyndira, salah satu sahabat terbaikku. kami menghabiskan malam dengan bermain remi, hingga waktu menunjukkan pukul 20.00. aku mengajak teman-temanku untuk kembali ke rumahku dulu untuk mengambil beberapa barang yang ketinggalan, dan mengepackkan baju Anggi, salah satu teman terbaikku juga, karena dia lagi.......ya, sebut saja sedang nge-date. haha. aku mengambil makanan yang telah diberi oleh mbak sur, orang yang biasa jaga rumah, untuk di bawa ke rumah Kyndira supaya nggak mubazir.

setelah mengambil beberpa barang kami kembali ke rumah Kyndira. saat kami sampai di rumah Kyndira, Ardan, adiknya Kyndira, lari lari menuju ke rumah, otomatis kami tanya dong kenapa,kalian mau tau jawabannya apa?

"Itu mbak ada orang nakutin yang mencurigakan,"

whatttttt?? mencurigakan??? tapi kami hanya memandang sebelah mata, biasa omongan anak kecil. setelah itu kami melihat mereka sudah siap untuk main di luar rumah.

Aku: "Kamu mau kemana wesan?"
Ardan: "Mau petualangan mbak."

tapi dasar omongan anak kecil kami menanggapinya biasa aja, mungkin bukan kami, tapi aku aja, aku menganggap itu sesuatu yang biasa aja. nggak lama setelah itu Anggi mengecek barang-barangnya dan bilang charger hp dia ketinggalan. walhasil, aku nemenin Anggi balik ke rumah lagi buat ngambil charger hpnya dia. setelah mengambil charger dia kami balik ke rumah Kyndira lagi, di tengah perjalan kami ketemu dengan Ardan. Alvin, dkk. aku hanya melihatnya saja, dan begitu pula mereka.

detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu pula. lalu jam dindingpun menunjukkan pukul 22, yaitu pukul 10 malam. Kuca yang juga merupakan sahabat terbaikku, mulai gelisah.

"Kyn, adekmu kok nggak pulang-pulang, Kyn?"

jawabanku saat itu biasa saja, karena dulu juga saat aku masih kecil aku main bareng teman-temanku maximal sampai pukul 22.00 juga

"biasa iku Ca, dulu aku juga mainnya sampe jam seginian."

menit pun berlalu. sampailah jarum panjang di angka 6, yang berarti setengah 11 malam. Oh-oh. nggak cuman Kuca, aku pun mulai gelisah, aneh aja anak-anak sd kok mainnya sampe jam segini.

"Kyn, udah jam segini loo, adekmu kok belum pulang? nggak dicari ta?"
"nggak tau juga aku Met, Ardan main kemana. sek ya aku tak telpon ibukku."

o iya lupa bilang, di rumah Kyndira itu lagi nggak ada mama sama papanya, yang ada cuman Kyndira sama adeknya, nah maka dari itu kalo nginepnya di rumahku kan kasian adeknya Kyndira sendirian, oleh karena itu kami memutuskan untuk nginepnya di rumah Kyndira.

Kyn: "Buk, ini Ardan belum pulang buk jam segini, dicari ta buk?"
Tante: "Nggak papa mbak."

walhasil kami tetap di rumah menanti-nanti, layaknya menanti Bang Toyib yang nggak pulang-pulang. haha. kami berempat tetap saja diselimuti suasana khawatir. akhirnya kurang beberapa menit menuju jam 11 malam, Kyndira telpon mamanya lagi.

Kyn:"Bu, Ardan belum pulang lo nggak mau dicari ta?"
Tante: "Lagi tadarus itu mbak, coba kamu lihat di mushollah."

tepat saat telpon ditutup, dateng seorang ibu-ibu ke rumah Kyndira. otomatis kami berempat keluar rumah.

Ibu: "Belum pulang ta mbak adeknya?"
Kyn: "Belum tante, ini juga mau nyari."

kami berempat akhirnya mencari Ardan, dkk. kami terbagi menjadi 2 team, aku dan Anggi, sedangkan Kuca dan Kyndira. berdasarkan omongan mamanya Kyndira, Kyndira dan Kuca menuju mushollah, sedangkan aku dan Anggi ke arah lain. omongan-omongan Ardan mulai terbesit di pikiranku. "Orang mencurigakan" dan "petualangan". Di bagian atas deket rumah Kyndira itu ada kayak bukit, lalu apa yang akan kalian pikirkan jika terbesit kata-kata "petualangan" dan "bukit"? pikiranku menuju ke....... "kalo ke sasar gimana? ini malem btw."

aku sama anggi menuju ke arah lapangan dua, dari deket musholla ada seorang ibu-ibu manggil kami "wooooooooooooooiii!!" bayangkan betapa menakutkannya itu, kami berdua menengok ke belakang, otomatis aku menggenggam tangan Anggi, pertanda....aku takut. Uh-Oh.

tilililluit *bunyi ada bbm*.
Kyndira: "Met, kamu dimana? ketemuan di rumah ya aku mau ambil jaket."

akhirnya aku dan Anggi balik ke rumah Kyndira. di depan rumah Kyndira kami diskusi mau kemana, yang terutama kita ke rumah Alvin dulu. lamaaaa, kita mengetok rumah Alvin tapi nggak dibuka-buka. ditengah tengah mengetok rumah Alvin aku bertanya pada ibu-ibu yang bertanya akan Ardan udah pulang belum atau notabene ibunya Bagus.

Aku: "Tante udah nyari kemana ja?"
Tante: "Udah kemana-mana mbak, sampe tenda-tenda itu juga udah. Ancen minta dihajar kok."

Uh-oh.... setelah sekitar 10 menitan mengetok, akhirnya ada yang membuka.

Kyndira: "Alvinnya udah pulang mbak?"
mbak: "belum dek"
Kyn: "O iya minta nomernya Alvin dong mbak."
mbak: "HPnya Alvin gak dibawa kok."

oh-oh. berakhir dengan tidak mendapat clue sama sekali, akhirnya kami memutuskan untuk mencari di jalan gumuk. kami cewek semua, suasananya horor, nakutin, nggak banyak orang, tengah malem, yang lewat cuman cowok-cowok aja. betapa nakutinnya itu. akhirnya Anggi yang punya temen cowok banyak di suruh sms ke temen-temennya siapa yang masih di luar, Kyndira juga bbm Syafril, pacarnya.

kami bertanya pada setiap orang yang ada di jalan, tapi jawaban mereka sama, "nggak lihat tuh mbak." kami terus berjalan menusurijalan, dan bertanya lagi pada bapak-bapak yang jaga malem.

Anggi: "Pak, liat segerombolan anak-anak kecil nggak, Pak?"
Bapaknya: "Nggak nah, wah itu mungkin udah sampe kampus nak. coba bawa motor ke sana."
Anggi: "O iya pak makasih."

Kami memang sudah memutuskan untuk mencari menggunakan sepeda motor, tapi setelah kami kembali ke rumah. kami melanjutkan perjalanan untuk menuju rumah Kyndira lewat jalan depan, tapi......... Kuca dan Kyndira takutkarena ada mas-mas cowok yang berenti buat gangguin kami. akhirnya kami memutuskan untuk nggak melewati jalan itu tapi berbalik ke jalan awal kami. setelah berjalan agak jauh ada mas-mas yang naik motor menuju suatu rumah, dan mas-mas itu sempat membuat Kyndira ketakutan, tapi kami berhasil melewati mas-mas itu. setelah hampir melewati 3 per 4 jalan yang harus kami lewati. tiba-tiba Kuca menyeletuk.

Kuca: "e.. e.. e... Itu ada anak kecil lari-lari." dengan sigap kami melihat ke arah itu.
Aku: "Iya itu ada anak lari-lari."

kami berempat lari menuju ke rumah Kyndira lagi, perasaan takut yang aku hadapi saat akan melewati bukit dekat rumah Kyndira, sudah nggak aku perdulikan lagi, dalam benakku yang ada cuman Ardan ketemu itu aja. setelah sampai di ujung gang menuju rumah Kyndira, aku melihat ada sekumpulan anak-anak kecil. Alhamdulillah. leganya.

aku: "Kalian itu kemana aja sih sampe jam segini?"
Ardan: "Main bola mbak"

jduueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng!! whaat main bola??!

Aku: "wes, pulang aja udah malem juga."
Temennya Ardan: "Mau tadarus dulu mbak."

what?! mau tadaruss?? kenapa nggak dari tadi aja??!

Aku: "wes tadarusnya di rumah masing-masing aja ya, sekarang pulang aja."

mereka menyrtujuinya. aku, Anggi, dan Kuca, mengantarkan mereka ke rumah masing-masing. teringat akan ekspresi ibuknya Bagus yang cemasnya nggak karuan juga, akhirnya kami mengantar mereka semua, kecuali Alvin. sedangkan Kyndira, di rumah untuk menjaga Ardan.

satu per satu masuk rumah masing masing. kami mengikuti Bagus dari belakang. pintu rumahnya terbuka sedikit, dia kemudian masuk, dan langsung dimarahi oleh ibunya *sensor aja ya adegannya*. kami lalu melanjutkan pulang ke rumah Kyndira, dan menasihati Ardan dengan beribu-ribu nasihat dibumbuhi dengan omelan-omelan membangun (yakin ta membangun? haha). Night adventure ini berakhir dengan omelan ke Ardan. ini pengalaman baru yang mungkin tak terlupakan juga. :)

"Adanya ini bukan Ardan yang petualangan, malah kita yang berpetualang" :)
cuman yang kalian harus ingat dari cerita ini adalah:
"tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. kekhawatiran merupakan bukti dari kasih sayangnya terhadap kamu"